Chapter 13 : jalan keluar

341 65 6
                                    

"MINGHAOOO INI SUDAH MALAM, BERHENTI BERNYANYI DAN PERGI TIDURRR!" Rosé tersentak kaget mendengar teriakan membahana dari Jeonghan itu, dirinya meringis kemudian tersenyum lima jari menatap Jeonghan yang kini bersedekap sembari mencabut kabel yang tersambung dengan microfon tempatnya berkaroke.

"Hyung, lima lagu lagi dan aku akan pergi tidur." Rosé mencoba mengeluarkan puppy eyesnya, akan tetapi Jeonghan hanya menggeleng. "Tidak."

"Hyungg!"

"SCOUPSEEEE-

"AKU AKAN TIDURRR!" Rosé langsung berlari begitu mendengar Jeonghan yang sudah ancang - acang memanggil scoups, dirinya menggerutu kesal pada Jeonghan. Padahal kan tadi itu sedang seru.

"Apa aku ahak Seungkwan atau Dokyeom pergi ke norebang saja ya?" Rosé bertanya dalam hati, akan tetapi dirinya langsung menggeleng.

"Ide buruk, mereka bisa curiga."

Rosé kemudian merebahkan tubuhnya di kasur milik Minghao. "Kenapa hidupnya sangat monoton sih! Dia hanya suka melukis atau melakukan upacara minum teh!" Rosé lagi - lagi menjudge kebiasaan Minghao yang sangat membosankan itu menurutnya.

Pada akhirnya rosé hanya membolak - balikkan tubuhnya tidak jelas

"Hyung jau sedang apa?"

"AWWW SAKIT!" Rosé meringis terkejut karena terjatuh dari kasur, dirinya terkejut melihat seungkwan yang tiba - tiba berdiri didepan pintu kamarnya.

Seungkwan yang melihat minghao terjungkal ikut meringis kemudian mengusap bokongnya, "Kau sedang apa sih? Kurang kerjaan sekali!"

Minghao bangkit sembari mengusap - ngusap bojongnya kemudian menatap seungkwan dengan sengit. "Memang tidak ada kerjaan, Jeonghan-hyung memarahiku padahal aku sedang asyik norebang." Seungkwan mengerutkan dahinya bingung. "Noraebang? Kau? Sejak kapan suka noraebang?"

Rosé gelalapan, dirinya kemudian melarikan pandangannya kesegala arah. "AH AKU LAPAR, kau ingin nasi goreng kimchi seungkwan? Ayo makan denganku." Baru saja berjalan dua langkah dirinya terkejut karena tiba - tiba saja menabrak Hoshi yang entah datang dari mana.

"Yaaa xu minghao." Rosé tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya kedapur, mengabaikan Hoshi yang menatapnnya dengan aneh.

Hoshi menatap Seungkwan yang masih setia di posisi awalnya. "Apa dia tidak meditasi akhir - akhir ini?" Tanyanya, Seungkwan mengedikan bahunya. "Aku rasa tidak kelakuannya semakin hari semakin aneh saja." Seungkwan menjawab kemudian berlalu dari sana.

Hoshi sendiri hanya mengangguk. "Jun benar, tidak ada orang normal di seventeen."

***
S

aat ini Minghao dan rosé sedang berada digedung YG Entertaiment. Bukan tanpa alasan, rosé berniat mengubah warna rambut minghao menjadi blonde, akan tetapi karena jika mereka pergi ke salon diluar akan sangat berbahaya, jadinya dirinya memutuskan untuk mengecat rambut di YG saja.

"Lihat, kau cocok sekali dengan rambut blonde ini. Rosé tersenyum angkuh menatap minghao yang hanya menatapnya lurus.

"Tidak akan bertahan lama, seminggu kemudian juga warnanya akan luntur." Minghao berkata dengan kalem, rosé tersenyum misterius gadis itu mendekat kemudian merangkul minghao yang ada ditubuhnya.

"Karena aku sedang ada ditubuhmu, aku pastikan rambut blonde ini akan bertahan lama. Intinya selama aku masih terjebak ditubuhmu, rambutmu akan terus blondee."

Minghao hanya pasrah, dalam hati berdoa semoga kulit kepalanya baik - baik saja.

"Aku tisak tahu tapi- Oh anyyeonghaseo sumbaenim." Baik rosé dan minghao langsung menoleh secara bersamaan, dilihatnya Jeongwoo, Junghwan, Yoshi dan juga Jaehyuk yang datang, diam - diam rosé mencubit pelan paha minghao, menyuruh pemuda itu untuk membalas sapaan dari juniornya itu.

"Ah, anyyeong kalian akan memakai tempat ini?" Minghao bertanya sembari tersenyum tipis. Jaehyuk menggeleng cepat. "Kami bisa kembali lain kali, sumbaenim bisa melanjutkan. Kami permisi."

"Ah tidak, kami sudah selesai dan akan pergi sekarang, silahkan kembali." Rosé berujar kemudian tersenyum, setelahnya rosé mengandeng lengan minghao untuk keluar dari area salon, sebelum keluar mereka berdua juga sempat tersenyum pada keempatanya yang tentu dibalas senyuman juga.

Jeongwoo menatap kepergian sumbaenya itu dengan intens. "Apa Rosé sumbaenim berkencan dengan minghao sumbaenim?"

Disisi lain minghao dan rosé kini sudah ada dibasement, kali ini minghao yang menyetir sedangkan rosé duduk anteng disebelahnya.

"Kita harus cepat menemukan cara untuk kembali, baik seventeen atau blackpink akan segera melakukan tour dan itu akan menyulitkan untuk kita, apalagi kau tidak tahu semua lagu seventeen begitu juga dengan aku." Minghao berujar dengan kalem, rosé termenung. Yang dikatakan minghao memang benar.

"Hao, maafkan aku tapi sepertinya membermu sudah agak curiga denganku." Rosé berkata tanpa menatap minghao, dirinya takut minghao akan mengamuk. Ya, dia terlalu hiperbola sebenarnya.

"Bagaimana bisa? Kau melakukan apa memangnya?" Minghao bertanya dengan nada dingin, rosé meringis.

"Kau tau, tanpa sadar aku bersikap seperti diriku sendiri. Kau tau itu sulit untuk menjadi orang lain, kau enak karena tidak tinggal dengan memberku, sedangkan aku? Ini pertama kalinya aku tinggal dengan lebih dari empat orang ditempat yang sama." Rosé menjelaskan, minghao sendiri hanya menghela nafas, mengerti maksud rosé dirinya juga tidak bisa menyalahkan rosé sepenuhnya.

"Aku tidak yakin, tapi lambat laun pasti salah satu memberku akan menyadari, mungkin sudah menyadari jika kau bukan minghao asli, memberku memang peka. Tapi aku rasa Jennie juga agak curiga padaku." Minghao berkata. Mobilnya berhenti karena lampu merah, rosé menopang dagunya berfikir.

"Apa menurutmu kita harus memberi tahu salah satu member yang sangat kita percaya? Aku merasa ini tidak akan berjalan baik jika hanya kita berdua yang tahu, setidaknya kita butuh seseorang untuk membantu kita." Rosé memberi usul, minghao menggeleng tidak setuju.

"Aku rasa setiap orang juga memiliki masalah mereka sendiri. Kita masih bisa memikirkan cara kembali tanpa melibatkan orang lain, jika memang sudah benar - benar tidak bisa, baru meminta bantuan orang lain." Minghao berkata sembari kembali melajukan mobilnya karena lampu yang sudah berubah. Hening kemudian, tujuan mereka saat ini adalah apartement rosé, mereka akan makan siang bersama sebelum akhirnya kembali memikirkan cara untuk kembali.

"Tiba - tiba saja aku terpikirkan sesuatu." Minghao menoleh sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan didepannya.

"Jika kita sudah kembali ke tubuh kita, apa kita akan kembali menjadi orang asing?"

TBC

Alurnya agak berantakan gak sih ges?😭🙏

SWITCH ✓Where stories live. Discover now