chapter 17 : switch again

311 63 6
                                    

"Rosié, kau oke?"

Rosé mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum meneliti sekitar dengan bingung. Dilihatnya Jisoo, Lisa dan juga Jennie mengelilinginya sembari mengecek keadaannya bahkan Jennie sudah menyodorkan segelas air dan langsung membantunya minum.

"Kenapa kalian semua ada disini?"

Lisa menatap rosé dengan pandangan tidak percaya, baru saja akan mengomel pahanya sudah lebih dulu dicubit dengan pelan oleh Jisoo. "Aku menghubungi Jennie dan Lisa untuk kemari." Jisoo menjawab pertanyaan rosé.

"Memang apa yang terjadi?"

Jisoo menatap jennie dan lisa sebentar sebelum menghela nafas dan menatap rosé kembali. "Kau tiba - tiba tidak sadarkan diri saat keluar dari ruangan minghao bersama mingyu tiga hari yang lalu, keaadanmu juga sempat memburuk itu yang membuat aku buru - buru menghubungi Lisa dan Jennie."

"Tiga hari? Aku tidak sadarkan diri tiga hari?"

Ketiganya mengangguk, teringat sesuatu rosé buru - buru menatap Jisoo sembari mengengam tangan kakak tertua blackpink itu. "Bagaimana dengan minghao? Aku bisa menemuinya bukan?" Rosé akan bangkit jika saja kepalanya tidak tiba - tiba saja berdenyut pusing.

Jennie dengan sigap menahan tubuh rosé, "Istirahatlah sebentar lagi, kondisimu belum benar - benar membaik rosié."

"Minghao?"

Ketiganya bertatapan bingung bagaimana menjelaskan keadaan minghao kepada rosé. "Kenapa kalian hanya diam? Katakan sesuatu." Rosé menatap ketiga membernya bergantian meminta penjelasan.

"Rosié, minghao masih sama seperti tiga hari yang lalu. Kondisinya semakin menghawatirkan, agensi dan orang tuanya setuju akan mengirim dia ke eropa." Jennie dengan berat menjelaskan.

Rosé menatap jennie dengan tatapan tidak percaya. "Bagaimana mungkin? Dia baru saja pulang bersamaku! Aku yang menjemputnya!"

"Aku ingin menemuinya!" Rosé bersikeras akan turun dari brangkar miliknya, akan tetapi Jisoo dan Jennie bisa menghentikan kenekatan gadis itu.

"Baiklah, kita akan menemui minghao tapi sebentar aku akan mengambilkan kursi roda untukmu." Lisa denga cepat berlalu dari ruangan tempat rosé dirawat, rosé akhirnya menurut. Walaupun tidak sakit rasanya tubuhnya benar - benar terasa seperti baru saja terjun dari lantai lima.

Walaupun dia belum pernah merasakan bagaimana rasanya terjun dari lantai lima sebenarnya.

Rosé naik ke kursi roda dibantu oleh ketiga membernya, Lisa adalah yang bertugas mendorong rosé, kebetulan jarak ruangan keduanya memang tidak jauh.

Joshua dan Woozi yang memang bertugas menjaga minghao bangkit menyambut keempatnya, dirinya tersenyum ramah. "Kau sudah baik - baik saja rosé?" Tanyanya berbasa - basi.

Rosé mengangguk. "Bolehkah aku masuk dan melihat minghao?" Joshua mengangguk kemudian mempersilahkan rosé untuk masuk, Lisa baru saja akan mendorong kursi roda milik rosé tapi rosé mencegahnya dan berkata akan masuk sendiri, dirinya mencegah membernya ikut masuk bersamanya baru saja Jennie akan menolak akan tetapi Woozi lebih dulu menggeleng.

"Biarkan saja, aku rasa dia ingin waktu berdua." Dan jennie hanya menghela nafas, dirinya mengalah.

Rosé masuk kedalam ruang inap minghao. Lihatlah, pemuda ini hanya terlihat sedang tidur dan bukannya koma, tanpa sadar air mata rosé kembali menetes dirinya mengusap kasar air mata yang dipipinya.

"Kenapa aku jadi sangat cengeng begini!"rosé berujar kesal kepada dirinya sendiri.

"Kau sungguh jahat, apa kau benar - benar seorang pria? Seorang pria harusnya tidak ingkar janji bukan? Aku yakin kita benar - benar bertemu di dunia ketidakpastian, tapi kenapa hanya aku yang kembali sedangkan kau tidak?"

SWITCH ✓Where stories live. Discover now