kenangan menyakitkan

4.2K 653 65
                                    

Samar samar kudengar muu-chan memanggil ku berkali kali, dengan tenaga yang tersisa kubuka mataku supaya muu-chan tidak khawatir.

"Nee-chan sadar!"

"Bagaimana nee-chan bisa jadi seperti ini?" Aku menceritakan semuanya, mulai dari aku pergi ke pasar sampai menggunakan jimat pemberian nya untuk menyelamatkan diri.

"Kokushibou, ambilkan beberapa obat-obatan untuk meredakan nyeri dan lebam."tak lama kemudian koku pun membawa apa yang muu-chan minta.

"Harusnya nee-chan pergi bersama ku, jadi aku bisa melindungi mu." Aku hanya tersenyum dengan wajah yang penuh lebam.

Muzan pov

Kenapa dia selalu berlagak kuat? Padahal aku tau rasanya itu menyakitkan. Karena diriku dia harus merasakan ini semua. Karena merasa tak tega, aku menggendongnya ala brydal style dengan wujud anak remaja, karena aku tau dia sedikit takut dengan wujud ku yang seperti om om mesum(?)
.
.
.
.
.
.
.
.
Ku turunkan dia perlahan dan merubah wujudku menjadi kecil kembali.

"Ne nee-chan, ada yang ingin kutanyakan." Dia hanya melirik ke arah ku sebentar.

"Apa kau tidak berniat menjadi iblis?" Dia terdiam lalu menggeleng pelan, aku bertanya-tanya kenapa dia menolak, apakah aku harus memaksanya meminum darahku?

"Jika muu-chan berfikir untuk memaksaku meminum darahmu, maaf tapi aku lebih berharap mati daripada menjadi iblis." Aku terkejut buat main, tatapan hangatnya berubah menjadi kosong, sepertinya aku melakukan kesalahan.

"Kenapa nee-chan berkata seperti itu?! A...apa nee-chan juga membenci diriku!?"jujur hatiku sedikit bergetar mendengar perkataan nya yang begitu tajam melebihi pedang nichirin.

"Waktu itu..."

Flashback with (Y/n)

Waktu itu saat aku berumur enam tahun, mama melahirkan seorang anak laki-laki, dia memiliki surai seperti salju, putih dan bersinar, senyuman hangatnya menjalar ke hatiku, Saat itu perasaan hampa dihatiku musnah begitu saja.

Dia menatapku dengan netra kuningnya yang begitu besar, karena mama tidak ingin merawat nya, jadi aku yang harus bertanggung jawab mengurus nya. Pada suatu hari aku mencari sebuah buku, buku tentang nama anak lelaki yang diberkati dewa, saat itu aku menemukan nama Rei yang artinya bersungguh sungguh dan selalu diberkati.

Sudah enam tahun berlalu, Rei tumbuh menjadi anak lelaki yang ceria walau tumbuh tanpa sentuhan seorang ibu.

"Ne onee-san, apa kau punya cita cita?" Mendengar perkataan itu aku hanya tersenyum. "Cita cita ku adalah menjaga Rei sampai dewasa!"

"Kalau begitu cita citaku menjaga onee-san!" Kami semua tertawa bahagia, tapi kebahagiaan itu direbut oleh mama.

"Hei bocah! Kudengar beberapa pekan terakhir ini ada oni yang hobi mencuri, bagaimana kalau kalian menjadi iblis dan melakukan hal yang sama?!"sontak aku menarik Rei kebelakang ku.

"Tidak! Apa kau sudah gila?!"

Plakk

"Berani sekali kau melawan ibumu!" Mama menampar pipi ku.

"K...kau bilang kau bukan mamaku!"saat mama melayangkan tangannya untuk menampar ku lagi Rei menghalangi.

"Ja...jangan sakiti onee-san! Aku yang akan menjadi iblis!"aku terkejut.

"Tidak! Jangan Rei!"aku menahan tangannya.

"Tidak apa apa, ini kan cita citaku!"setelah itu mama meberi sebotol darah dan memberikan nya ke Rei.

"Jangan minum banyak banyak, nanti kau hanya akan mati dan menyusahkan ku."Rei meminum setetes darah itu dan mulai mengerang kesakitan.

"Rei!" Aku memeluknya, memeluknya dengan erat berharap dia tidak terluka, tak lama kemuadian dia mulai tenang.

"A...aku jadi iblis?"

"Sekarang kita lihat."ibu mengambil pisau dapur dan menusuk telapak tangan Rei. Rei hanya meringis tapi sepertinya mama marah besar.

"Kenapa regenerasimu lambat sekali!?" Mama menusuk mata sebelah kiri Rei.

"Kalau lemah seperti ini kau hanya akan mati hajar warga!"

Buakk...

Aku melempar meja kecil kearah kaki mama dan menarik Rei untuk pergi.

"Kenapa kau menuruti mama Rei?"dia terdiam.

"Aku lebih berharap mati daripada menjadi iblis hanya untuk memenuhi hasrat mama."air mataku menetes, tiba tiba hujan mulai deras dan kami mulai berlari dengan buta arah.



























Gimana nih?

Sad gk?

Nyentuh hati gk?

Hmm... entahlah kalian akan menyukai ini atau tidak.

So...

Aku pergi saja~

Ya yang sudah sudah ya sudahlah~

Eh kok nyanyi

Ih au ah gaje banget author nya

Babay aku pamit undur undur eh salah maksudnya pamit undur diri

Ikan hiu makan tomat




























Babay:v

Brother (muzan x reader)Where stories live. Discover now